Jun 11, 2011

Pembungkus 'si Kecil'

Sebagai alat kontrasepsi maupun pencegah infeksi, kondom sebenarnya telah dikenal berabad-abad. Bahkan konon dalam sejarah klasik, kondom yang dalam program KB dikategorikan sebagai alat kontrasepsi yang murah dan praktis. Saat ini prang-orang tidak lagi tamu membeli kondom secara terbuka (tidak sembunyi-sembunyi), kalau dulu kondom hanya dijual di apotik atau beberapa toko saja, sekarang keberadaan kondom bak jamur sehabis hujan.

Kondom berasal dari kata Latin “condon”, artinya penampung, namun ada pula yang mengartikan bahwa kondom berasal dari kata Latin “condamina” yang bermakna rumah.

 Konon Ceritanya ...

Pada tahun 2.600 sebelum masehi,tersebutlah Raja Minos dari Knossoedi Pulau Kreta yang menikah dengan Ratu Pashiphae itu tidak membuahkan seorang anakpun. Menurut cerita tersebut,kesulitannya ialah karena Raja Minos tidak menghasilkan mani biasa tetapi menyemburkan ular dan kalajengking. Sehingga semua wanita yang dihubunginya meninggal. Kemudian muncul seorang wanita yang pandai dan bijaksana, bernama Prokis, yang mempunyai gagasan cemerlang. Kisahnya, Prokis itu memasukkan kandung kencing seekor kambing ke kemaluan salah seorang wanita. Setelah Minos menyemburkan maninya yang berupa ular dan kalajengking ke dalam kandung kencing itu, baru ia menggauli istrinya. Akhirnya Raja Minos dan Ratu Pasiphae dianugerahi seorang putra.Dari sinilah awal kisah tentang si pembungkus...


Zaman Mesir sudah ada lho ...
Meskipun dalam buku besar yang mencatat penemuan kondom tidak pernah terdaftar, namun diyakini bahwa usia kondom sebagai alat kontrasepsi telah mencapai ribuan tahun. Setidaknya, kondom telah dipakai sejak tahun 1350 SM di Mesir Kuno.Hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah lukisan Mesir Kuno yang diperkirakan usianya 3.000 tahun dimana dalam lukisan tersebut menggambarkan tentang sarung penis dekoratif yang sedang dipakai kaum pria. Belum diketahui apakah orang Mesir memakai kondom tersebut untuk tujuan ritual atau kontrasepsi, tapi tampaknya benda itu lebih condong digunakan sebagai pelindung terhadap penyakit dan serangga.  


Usus Domba disulap ...
Wujud kondom di masa lalu sangat berbeda dengan kondom zaman sekarang yang terbuat dari bahan lateks dalam sajian berbagai merek, bentuk, warna dan rasa. Kondom dibuat dari usus buntu domba-domba yang masih muda. Caranya hewan tersebut disembelih dan diambil yang diperlukan saja. Misalnya diambil usus buntunya, sementara bagian yang lain dibuang. Usus buntu tersebut kemudian dicuci beberapa kali hingga bersih, kemudian dikeringkan selama 24 jam dengan cara menggulung usus domba tersebut dengan kain wol. Sesudah kering, lalu usus buntu tersebut diolesi minyak dengan hati-hati. Setelah diolesi minyak, maka usus buntu itu digosok secara hati-hati pula dengan sekam. Dengan demikian setelah dibersihkan lagi siap untuk dipakai. Satu buah kondom memerlukan satu ekor domba, maka wajar bila harga kondom waktu itu menjadi mahal, sehingga hanya orang-orang kaya saja yang mampu membelinya.  

Sapa sich penemunya...?
Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa penemu kondom adalah dr Condom yang berasal dari Inggris, beliau adalah dokter pribadi Raja Karl II, akan tetapi orang-orang Inggris tidak bersedia mengakui bahwa bangsa nya yang menemukan kondom itu, karena kondom dinilai sebagai barang yang menjijikkan dan penuh dosa. Maka orang-orang Inggris itu melemparkannya kepada orang-orang Perancis, dengan alasan kondom itu berasal dari nama sebuah kota Perancis, Codom. Sebaliknya orang-orang Perancis menganggap bahwa kondom itu berasal dari kata Inggris Capote Anglaise yang berarti pakaian seragam tentara Inggris bagian bawah yang menyerupai rok. (waduh... yang mana yang bener ??)
 
Kondom VS HIV...
Dalam konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995) dilaporkan bahwa penggunaan kondom aman tidaklah benar. Disebutkan bahwa pada kondom (yang terbuat dari bahan latex) terdapat pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang, sedangkan bila dalam keadaan meregang lebarnya pori-pori tersebut mencapai 10 kali. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 1/250 mikron. Dengan demikian jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa menembus pori-pori kondom.  

Ternyata nich...
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kondom ternyata memiliki tingkat keamanan yang masih diragukan dapat mencegah kehamilan seperti penelitian yang dilakukan oleh Carey (1992) dari Division of Pshysical Sciences , Rockville, Maryland, USA, dimana mereka menemukan bahwa pada kenyataannya dari 89 kondom yang diperiksa (yang beredar di pasaran) ternyata 29 buah terdapat kebocoran, atau dengan kata lain tingkat kebocoran kondom mencapai 30 persen nah lho ...


 It’s up to You...

Ibarat dua mata uang yang berbeda, keberadaan kondom masih menjadi kontroversi. Disatu sisi kondom dapat menyelamatkan pasangan ‘liar’ dari kehamilan dan penyakit seksual, namun disisi lain keberadaanya juga dapat dianggap memperlancar jalan orang – orang yang ingin melakukan seks pranikah.

 Semua nya tergantung persepsi kamu. Jika kamu memutuskan untuk melakukan seks sebelum menikah maka kondom dapat menjadi penyelamat, namun perlu diingat berani melakukan seks di luar nikah berarti juga siap dengan konsekwensi yang harus di hadapi. Mending ngga usah dech coba – coba mendekati segala macam alat kontrasepsi yang ada di pasaran. Membuktikan cinta dan kesetiaan pada kekasih ngga harus berakhir di tempat tidur kan? Hargailah tubuhmu
(dari berbagai sumber)

  Abstinence from sex until marriage is key for building an intimate and long lasting relationship

No comments:

Post a Comment